Babak 928: Ibukota Kekaisaran yang Lelah

Penerjemah: Editor Terjemahan EndlessFantasy: Terjemahan EndlessFantasy

“Kami telah menangkap Havenwright. Apa situasinya di pihak Anda? ”

Itu kalimat yang agak pendek dan sederhana. Elizabeth meletakkan woodpiece transmisi di sebelah mulutnya dan, setelah dia selesai berbicara, dia memberikan sentuhan ringan dengan jarinya untuk mengirimkan pesan keluar, jauh.

Saat ini, dia berdiri sendirian di taman di atap. Memegang pagar, dia mengangkat matanya dan mengamati seluruh Ibukota Kekaisaran dari atas. Ibukotanya tampak sangat lelah; setelah melalui penantian panjang, orang-orang akhirnya membuka pintu mereka yang tertutup rapat, berjalan maju dengan ekspresi hati-hati dan bingung. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Jalan setapak dari barat kota sampai distrik pusat kota tersebar dengan mayat sporadis dan sisa-sisa senjata yang rusak. Tidak ada yang membersihkan mereka. Di bawah matahari tengah hari, mereka tampak sangat norak; beberapa orang tua dengan buru-buru menutupi mata anak-anak mereka, kembali bersembunyi di rumah mereka.

Di kejauhan, Gerbang Barat telah hancur berkeping-keping, tergantung lemah di jalan besar gerbang kota. Itu diisi dengan jejak kaki tentara Wood.

Sementara itu, tidak jauh dari selatan istana, nyala api berkobar di mana Katedral St. Peter berada. Mereka mengubur berhala dan halaman di dalam mereka, mengubahnya menjadi abu sedikit demi sedikit. Asap tebal naik langsung ke langit seperti batang logam menari yang bahkan tiupan angin pun tidak bisa bubar.

Sebuah lingkaran tentara mengepung api besar itu, membentuk garis blokade untuk dengan keras kepala menghalangi orang-orang percaya yang mencoba untuk masuk. Orang-orang percaya di luar garis blokade membentuk lingkaran demi lingkaran; kebanyakan dari mereka berlutut di tanah. Tangisan mereka bergema di seluruh distrik kota terdalam.

Melihat ini, Elizabeth tidak bisa menahan diri untuk mengambil napas dalam-dalam, memalingkan matanya. Setelah itu, dia mendengar suara berisik yang datang dari bawah kebun; itu dibuat oleh pasukan Kayu yang datang dan pergi saat mereka membersihkan jalanan yang tidak terorganisir. Mereka sibuk membawa para prajurit yang menyerah dan menangani masalah-masalah yang melibatkan para pendeta dan hal-hal seperti itu.

Itu hanya urusan rutin setelah sebuah kota ditaklukkan.

Elizabeth tidak terkejut, meskipun masih ada perasaan tidak nyata di hatinya saat ini, seolah-olah sedang bermimpi.

“… Kita menang.”

Dia menurunkan matanya dan bergumam pelan dengan bibirnya. Tidak banyak sukacita yang bisa terdengar darinya, tetapi ada semacam kelelahan dan kelegaan yang dalam.

Setelah perjalanan panjang dan tersembunyi oleh tentara, mereka akhirnya tiba di Ibukota Kekaisaran. Setelah dia menyalakan salib hitam, Katedral Santo Petrus telah kehilangan semua kekuatannya, dan penghalang pelindung telah menghilang secara otomatis. Pasukan pertahanan kecil yang ditinggalkan oleh Gereja untuk menjaga tempat itu bahkan tidak memiliki harapan sedikit pun untuk kemenangan.

Setengah dari mereka memilih untuk menyerah, sedangkan setengah lainnya menolak keras kepala, dengan punggung menempel ke dinding. Akhirnya, uskup yang tersisa terakhir yang tetap tinggal untuk bertahan hidup mati di tangannya, dan juga tiga penyihir lainnya. Saat ini, meskipun beberapa jam telah berlalu, mata yang dipenuhi dengan kebencian dan kebencian tampaknya masih bergoyang di depannya.

Elizabeth menggelengkan kepalanya.

Sekelompok api meletus dari tangannya. Mengangkat api, dia merasakan sebuah surat kusut dari sakunya dan meletakkannya di api setelah beberapa saat perenungan, membiarkannya perlahan membakar dan berubah menjadi abu sedikit demi sedikit. Sebelum surat ini sepenuhnya ditelan oleh api, sepertinya kata-kata seperti ‘putriku yang luar biasa’ dapat dilihat di sana …

Saat angin sepoi-sepoi bertiup kencang, abunya hanyut dan tersebar di Istana, menghilang tanpa jejak.

Dia berbalik.

“Adipati wanita terhormat, kita telah secara kasar mencari dan melakukan penangkapan di seluruh Ibukota Kekaisaran sekali.” Seorang pria yang tampak seperti jenderal komandan berjalan menaiki tangga dan mengambil busur dalam, sebelum melaporkan. “Kami telah menangkap sejumlah total lima puluh tujuh imam yang berusaha melarikan diri, semuanya telah dikurung di sel penjara anti-sihir. Sekitar dua puluh pastor dari seluruh Ibukota Kekaisaran cukup beruntung untuk melarikan diri. Haruskah kita mengirim orang untuk mengejar mereka? ”

“Itu tidak perlu.” Elizabeth melambaikan tangannya. “Jangan repot-repot dengan mereka, kita akan membicarakannya setelah situasi di kota stabil.”

Jenderal komandan mengangguk, dan bertanya lagi, “Lalu … Bagaimana dengan orang-orang percaya di Distrik Providence?”

Mendengar itu, Elizabeth menghela nafas, mengungkapkan ekspresi yang agak bermasalah. Setelah berpikir, dia berkata, “Jangan repot-repot tentang mereka. Tambah saja penjaga di area itu. Jika ada yang membuat keributan, tangkap mereka. Jangan memprovokasi mereka yang tidak menyebabkan masalah. ”

“Dimengerti.”

“Juga … untuk orang biasa yang tersisa, cepat minta seseorang untuk mengatur pengumuman dan biarkan mereka tahu bahwa kita bukan bandit atau pengkhianat. Secepat mungkin, yakinkan semua orang. Adapun para perwira dan bangsawan di kota, menempatkan mereka di bawah tahanan rumah terlebih dahulu. Saya akan bertemu dengan mereka satu per satu nanti. ”

Jenderal komandan itu mengangguk. “Seperti yang kau perintahkan, bangsawan terhormat.”

Setelah selesai berbicara, dia berbalik dan pergi. Elizabeth tetap di taman di atap untuk sementara waktu lebih lama, sebelum akhirnya berbalik juga. Mengikuti tangga, dia kembali ke lorong di Istana.

Para prajurit pasukan Wood sedang sibuk mondar-mandir di lorong, tetapi semua orang yang melihatnya akan berhenti dan membungkuk padanya untuk menghormati dan menghormati. Elizabeth berjalan di sepanjang lorong, sampai ke penjara bawah tanah Istana. Seorang pastor aneh terkunci di penjara; Ketika mereka menyerang Istana, pria ini sudah dipenjara di sini. Dia tampak seperti telah dikurung untuk waktu yang sangat lama, dan berperilaku gila. Rasanya aneh, jadi dia sementara disimpan di sini.

“Apakah Gereja mengunci Anda di sini?” Elizabeth berjalan ke sisi pintu dan bertanya dengan suara lembut, melalui pintu logam yang telah disegel.

“Siapa! Siapa … siapa kamu? Aku tidak … “Suara histeris terdengar dari dalam.

“Adipati yang terhormat, kami baru saja melakukan penyelidikan terperinci dan menemukan identitasnya.” Ketika ksatria di sisi pintu mengatakan ini, ia tiba-tiba menekan suaranya dan berbicara dengan agak ragu. “Pria ini mungkin dikurung oleh Paus, digunakan untuk … benda itu. Lebih baik jika Anda tidak mendekat, dia terlalu kotor, jika Anda melukai mata Anda. Kita harus menyingkirkannya bersama dengan para imam lainnya. ”

Mendengar itu, Elizabeth segera mengerti tentang apa itu.

Karena itu, dia menggelengkan kepalanya.

“Tidak, Gereja belum sepenuhnya dihancurkan. Simpan mereka, ada kegunaan lain untuknya. ”

Saat dia berbicara, dia mendorong pintu terbuka, benar-benar mengabaikan protes ksatria, dan berjalan ke ruangan bawah tanah ini. Di ruang bawah tanah, dia melihat pendeta yang mengenakan pakaian putih, polos. Tubuhnya sangat bersih dan tanpa tanda-tanda luka atau bekas luka, tetapi dari sorot matanya yang tampak menakutkan sampai hampir menjadi gila, dia merasa bahwa lelaki di depan matanya sekarang telah menderita semua jenis penyakit.

Setelah beberapa pemikiran, dia membuka mulutnya untuk berbicara dengan suara lembut. “Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu. Lihat, aku bukan anggota Gereja, Grant, dia … ”

Awalnya tidak apa-apa, tetapi begitu nama itu disebutkan, pastor menjadi sangat sibuk tiba-tiba. Dia mendorong Elizabeth ke samping, bergerak mundur ketika dia berteriak, “Tidak! Tidak … Jauhi aku … Iblis! Keluar! Jangan … ”

Elizabeth mengerutkan alisnya.

Tidak punya pilihan, dia hanya bisa melambaikan tangannya dan menggunakan mantra pengikat untuk menahannya. Namun, yang mengejutkannya adalah bagaimana energi spiritual yang sangat menakutkan tiba-tiba meletus dari tubuh pendeta ketika elemen gelap instan melonjak ke arah pendeta, menyebabkan semua elemen memantul dan mengakibatkan kegagalan mantra yang mengikat.

“Bagaimana mungkin?” Elizabeth tersentak kaget, dan dengan hati-hati memandangi tubuh pastor. Namun, pada saat ini, energi spiritual yang kuat itu lenyap tanpa jejak, seolah-olah itu tidak pernah muncul.

Dia merasa itu sangat aneh.

Energi spiritual itu … Tanpa berbicara tentang orang lain, itu lebih kuat daripada dia bahkan dengan berbagai tingkatan. Itu sama kuat dan kuatnya seperti samudera agung, dan bahkan seharusnya tidak muncul di tubuh seorang imam muda sama sekali.

Apa yang sedang terjadi?

Elizabeth hanya berpikir tentang mendapatkan beberapa penyihir untuk datang dan dengan hati-hati meneliti fenomena aneh yang telah terjadi beberapa saat yang lalu, ketika ksatria di luar ruangan tiba-tiba mengetuk pintu dan bersandar padanya, mengatakan dengan cemas, “Adipati yang terhormat, kekacauan telah baru saja pecah di Distrik Providence di kota, tampaknya beberapa uskup masih bersembunyi di sana. Anda harus pergi dan melihatnya! ”

“…Baik.”

Dia tidak punya pilihan selain meninggalkan ruangan, bergegas keluar. Adapun pendeta muda yang aneh dan tidak normal ini, dia harus dikesampingkan, untuk dipelajari perlahan di kemudian hari.