Bab 1512: Bonus: Bersenang-senang Dulu
Penerjemah: Atlas Studios Editor: Atlas Studios

Dengan itu, Fangzheng bersiap untuk pergi.

Sistem berkata dengan acuh tak acuh, “Jangan terburu-buru. Meskipun Anda tidak memiliki banyak kekuatan, Anda adalah seorang Buddha. Buddha lain dapat memiliki negara Buddha di telapak tangan mereka, jadi tidak masalah bagi Anda untuk memelihara burung di telapak tangan Anda. Buddha lain dapat menghancurkan dunia fana hanya dengan sekali pandang, jadi tidak masalah bagi Anda untuk menyalakan api untuk menghangatkan diri Anda … ”

Fangzheng tidak senang saat mendengar itu. Ekspresinya menjadi lebih gelap. “Maksudmu wujud Buddha saya sama dengan sepuluh ribu Buddha lainnya?”

Sistem berkata, “Tidak.”

Fangzheng berkata dengan heran, “Mungkinkah berbuat lebih banyak? Seperseribu? ”

Sistem berkata, “Jangan salah paham. Saya mengatakan bahwa itu tidak setinggi itu, hanya lebih kecil. Jika Anda ingin menghitungnya, jumlahnya sekitar satu triliun. Bahkan mungkin lebih sedikit. ”

Fangzheng menginjak kakinya. “Saya keluar! Aku akan turun gunung! ”

“Tidak apa-apa jika Anda tidak berhenti. Jika Anda berhenti, Lone Wolf dan teman-temannya harus pergi dengan saya. Kalau tidak, saya tidak akan merasa nyaman jika tidak ada yang peduli dengan monster ini. Saya di sini untuk menebus orang, bukan untuk membunuh orang, ”kata Sistem.

Fangzheng tercengang saat dia tanpa sadar bertanya, “Di mana Anda akan membawa mereka?”

Sistem itu berkata, “Ke Dunia Abadi Bumi. Meskipun mereka monster, monster di Earth Immortal World adalah daging terbaik untuk disajikan dalam semur. Oleh karena itu, mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa… Tupai itu sangat gemuk. Saya masih bisa menjualnya dengan harga bagus. ”

Fangzheng mengutuk. “Dasar! Dengan saya di sekitar, jangan pernah berpikir untuk membawa mereka pergi! ”

Sistem bertanya, “Kalau begitu, apakah kamu masih akan menjadi Buddha?”

Fangzheng buru-buru mengambil token emas itu dan menggantungnya di lehernya. “Persetan denganmu, ya!”

Sistem: “Jadi, kamu bercinta atau tidak … Berhenti bicara.”

Sistem tiba-tiba menyadari. Dia tidak bisa melanjutkan hukumannya. Tidak peduli apa yang dia katakan, dia akan dirugikan.

Fangzheng berkata, “Saya sudah menjadi Buddha. Tidak ada yang untukmu sekarang. Bukankah kamu harus pergi? ”

Sistem berkata, “Itu benar … Sigh, saatnya untuk pergi.”

Fangzheng melambat saat mendengar itu. Dia berkata dengan enggan, “Apakah kamu benar-benar akan pergi?”

Sistem berteriak, “Sudah waktunya untuk pergi, tetapi bisakah Anda menghentikan saya jika saya tidak melakukannya?”

“Persetan denganmu!”

Sistem berkata, “Berhenti mengutuk. Jika Anda memprovokasi saya, saya akan mendapatkan petir ilahi kembali untuk Anda. Tidak mudah bagimu untuk berhenti mengutuk. Jangan sampai saya kehilangan pahala saya. ”

Fangzheng mendengus. “Saya sudah menahannya selama dua tahun. Anda harus setidaknya membiarkan saya menikmatinya, bukan? Setelah saya bersenang-senang, saya jamin saya tidak akan mengutuk… Yah, setidaknya tidak di depan orang luar. ”

Sistem: “…”

“Sistem.”

“Iya?”

“Dasar!”

Sistem: “…”

“Sistem!”

“Apa?!”

“Kamu orang bodoh!”

Sistem: “…”

“Sistem?”

Sistem: “Layanan tidak tersedia”.

“Bajingan …”

Sistem: “Keledai Botak Sial, jangan paksa aku! Aku juga tahu bagaimana cara mengutuk! ”

“Amitabha. Lanjutkan. Setelah selesai, ayo kita pergi ke Neraka Ripping Lidah bersama, ”kata Fangzheng dengan ekspresi santai.

Sistem: “…”

…

Fangzheng, yang akhirnya memenangkan ronde, sedang dalam suasana hati yang baik. Namun, ketika dia memasuki aula kuil dan melihat gadis pelayan berpakaian merah, dia merasakan kesedihan.

Tidak peduli apa, Fangzheng adalah seorang pria muda berdarah panas. Bagaimana mungkin dia tidak merindukan gadis itu?

Bahkan jika dia menjadi Buddha, dia tidak pernah merasa seperti Buddha!

Sepanjang kultivasinya, dia tidak pernah memperlakukan dirinya sendiri sebagai seorang master. Yang dia pedulikan hanyalah meninggalkan asketisme, menikahi seorang istri, melahirkan, memiliki anak, dan memiliki banyak cucu…

Sekarang dia telah menjadi seorang Buddha, dia tidak bisa lagi menikah.

Fangzheng menduga bahwa sepuluh tahun lagi, teman-teman masa kecilnya akan memiliki anak berlarian ke mana-mana. Bagaimana dengan dia?

Fangzheng memandangi Serigala Sendiri, Tupai, Monyet, dan Ikan Asin, yang sedang berguling-guling di halaman. Dia mengutuk dalam hati. “Apa-apaan ini… Perbedaannya terlalu besar!”

…

Fangzheng tersentak dari linglung dan menatap pemuda di depannya yang sudah melakukan pemanasan. Dia tersenyum dan berkata, “Bisakah Anda memberi tahu saya mengapa Anda tidak berani meninggalkan gunung?”

Pemuda itu bersandar di api dan meringkuk menjadi bola untuk menghangatkan dirinya. Baru setelah itu dia menundukkan kepalanya dan berkata, “Saya khawatir mereka akan menangkap saya dan membawa saya kembali. Tempat itu terlalu menakutkan. Itu bukan tempat tinggal manusia. Ini kamp konsentrasi Auschwitz modern! Itu diisi dengan setan. Bukan manusia! ”

Pada titik ini, tangan pemuda itu gemetar tak terkendali.

“Amitahba!” Fangzheng meneriakkan proklamasi Buddha.

Hati pemuda itu seperti bel yang berbunyi lembut. Itu seperti angin sepoi-sepoi yang bertiup lewat. Semua kepanikan langsung menghilang dan menjadi tenang.

Fangzheng berkata, “Jangan takut. Meskipun kuil kecil Biksu Tanpa Uang ini tidak besar, iblis dan hantu tidak bisa masuk. ”

Pemuda itu memandang Fangzheng dengan penuh rasa syukur dan berkata, “Guru, saya mohon kepada Anda. Biarkan saya tinggal. Tidak apa-apa jika saya seorang biksu, tetapi jika saya tidak bisa, saya akan tinggal dan menyapu lantai. Lihat, ada salju di seluruh tanah. Jika saya menyapu, saya jamin tidak akan ada satu pun kepingan salju yang tersisa! ”

Fangzheng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Biksu Tanpa Uang ini tidak menerima murid.

Pemuda itu berkata dengan tidak percaya, “Bagaimana dengan mereka?”

Fangzheng berkata, “Itu mereka. Mereka hanya masuk karena mereka punya kesempatan. ”

“Saya juga bisa melakukannya! Guru, terimalah saya sebagai murid Anda! ” Pemuda itu berlutut di tanah dan hendak melakukan kowtow.

Fangzheng melambaikan tangannya. Pemuda itu terkejut menemukan bahwa tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia tidak dapat berlutut. Dia tidak bisa bersujud apapun yang terjadi.

Sekarang, meskipun Fangzheng bukanlah Buddha yang kuat, banyak kekuatan ilahi yang remeh ada di ujung jarinya. Dia tidak perlu lagi mencoba peruntungannya.

Fangzheng tersenyum. “Baiklah, jangan berlutut begitu saja. Tidak peduli apa yang dipikirkan orang lain, biara Biksu Tanpa Uang ini tidak percaya akan hal itu. ”

Pemuda itu berkata, “Guru, saya mohon. Tolong bawa aku masuk. ”

Fangzheng melihat emosi pemuda itu kembali gelisah. Selain itu, seolah-olah ada setan di dalam hatinya. Dia jelas ingin mengatakan sesuatu yang sangat dia takuti, tetapi setiap kali itu keluar dari mulutnya, dia tidak berani mengatakannya. Seolah-olah hantu jahat tergantung di atas kepalanya, siap untuk menggigitnya kapan saja.

Fangzheng tahu bahwa anak itu benar-benar ketakutan. Tidak nyaman baginya untuk bertanya lebih jauh. Dia harus menenangkannya dulu.

Selanjutnya, menurut Dokter Yang, orang tua anak itu akan segera tiba di gunung. Saat bertemu orang tuanya, mood anak akan jauh lebih tenang. Ketika waktu itu tiba, semua orang bisa duduk dan mengobrol. Ini mungkin pilihan yang lebih baik.

Fangzheng berkata, “Pelindung, bagaimana saya harus memanggil Anda?”

Pemuda itu tertegun sejenak. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, “Nama saya Liu Sheng.”

Fangzheng mengangguk. “Jingxin, bawa Pelindung Liu turun gunung untuk mencari tempat menginap.”

Saat dia mendengar bahwa dia akan pergi ke kaki gunung, pemuda itu berlutut ketakutan. Dia melakukan kowtow seperti sedang menumbuk bawang putih. Ingus dan air matanya mengalir saat dia meratap, “Tuan! Anda tidak dapat mengirim saya turun gunung! Jangan kirim aku turun gunung… Aku mohon! Biarkan aku tetap di gunung. Saya mohon padamu…”

Adegan ini membuat Fangzheng dan Red Boy ketakutan. Lone Wolf, Ikan Asin, Tupai, dan Monyet, yang bermain-main, datang juga.

Bahkan Scrapped Car menyalakan lampu depannya dan memandang dengan rasa ingin tahu.

Bocah Merah berkata sambil tersenyum, “Pelindung, lihat biara kami. Ada banyak orang yang tinggal di sini. Tidak ada tempat bagimu untuk tinggal di gunung. Para pelindung di kaki gunung adalah teman baik dari Biara Satu Jari. Nyaman dan aman bagi Anda untuk mengunjunginya. Itu sama.”

Namun, pemuda itu menolak untuk mendengarkan. Kepalanya menggeleng seperti mainan saat dia berteriak, “Aku mohon, tolong jangan biarkan aku turun gunung… Aku tidak akan tinggal di kamar. Aku hanya akan tidur di dekat pintu… Boohoo… ”

Fangzheng dan kawan-kawan merasa tidak berdaya saat melihat anak itu dalam keadaan seperti itu. Kebanyakan dari mereka merasa hati mereka melembut.

Pada saat itu, Kera berkata, “Guru, biarkan dia tidur di tempat tidur saya. Saya akan menjaga aula kuil malam ini. ”

Red Boy berkata, “Aku akan menambahkan api untukmu untuk menghangatkanmu.”

Monyet mengangguk terima kasih.

Pemuda itu sangat gembira saat mendengar itu. Dia berkata dengan penuh syukur, “Terima kasih, Guru. Terima kasih tuan!”

Monyet merasa sedikit malu dengan rasa terima kasih pemuda itu. Dia menggaruk kepalanya dan melihat ke langit…

Fangzheng memikirkannya dan hanya bisa melakukannya. Oleh karena itu, dia berkata, “Lupakan saja. Kalau begitu, kamu bisa tidur di tempat tidur Jingzhen. ”

Liu Sheng muda mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan ekstasi.

Fangzheng melambaikan tangannya dan meminta Jingxin untuk membawa Liu Sheng beristirahat. Dia kemudian meminta Jingzhen menyiapkan makanan untuk Liu Sheng.

“Gunakan Crystal Rice. Tubuh anak ini sangat lemah. Ini bergizi, ”kata Fangzheng.

Monyet mengangguk dan mengikuti.

Setelah semua orang pergi, Squirrel bertanya dengan rasa ingin tahu, “Guru, ada apa dengan anak ini? Mengapa dia begitu takut meninggalkan gunung? ”

Fangzheng menggelengkan kepalanya. Dia juga tidak tahu apa yang sedang terjadi. Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu sampai dia bertemu orang tua anak itu besok.