Bab 2389: Bab 2389: Akankah Xixi Mati
Penerjemah: Terjemahan Fantasi Tak Berujung Editor: Terjemahan Fantasi Tak Berujung
Gu Juexi menutup pintu setelah dia pergi.

“Yao Lao,” sapa Gu Juexi dengan hormat. Selain ibunya, Yao Lao adalah orang kedua yang dia hormati.

Bagaimanapun, dia adalah seseorang yang bahkan tidak peduli dengan ibu mertuanya.

Tuan Yao Lao masih memegang kipasnya dan bergoyang lembut di kursi malas.

Gu Juexi pergi dan duduk di bangku di sebelahnya. Meskipun dia sedang terburu-buru, tidak ada yang lebih penting dari putrinya.

Setelah Gu Juexi duduk, Yao Lao berkata, “Saya telah memberi tahu Yuwei tentang ini. Penyakit Xixi tidak bisa sepenuhnya diberantas. Kamu harus bersiap, atau lebih tepatnya—“

“Dia adalah putriku. Aku tidak akan menyerah,” gu juexi mengencangkan cengkeramannya dan menyela Yao Lao.

Yao Lao menatap Gu Juexi dengan tatapan yang dalam. “Bahkan jika dia hanya bisa tinggal di rumah di masa depan, di mata orang lain?”

Gu juexi menurunkan matanya, ekspresinya tidak jelas.

“Saya telah melihat penyakit semacam ini beberapa kali. Sudah merupakan keajaiban Xixi bisa bertahan sampai sekarang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Saya khawatir semua upaya Anda sekarang akan sia-sia, ”Mr. Yao Lao berkata dengan suara rendah.

Namun, setiap kata dalam suaranya yang rendah seperti pisau baja yang jatuh di hati Gu Juexi. Pembuluh darah biru muncul di punggung tangannya yang terkepal. “Jika dia bisa bertahan satu hari lagi, aku akan bisa menghabiskan satu hari lagi bersamanya.”

Tuan Yao Lao ingin mengatakan sesuatu yang lain, tetapi pada akhirnya, dia melambaikan tangannya, menunjukkan bahwa dia bisa pergi. Dari saat dia memberi tahu kamu Yuwei, dia tahu sikap Gu Juexi.

Permintaan mereka untuk anak ini begitu sederhana, namun begitu kejam.

Terkadang, hidup juga merupakan kemewahan.

Gu Juexi menarik napas dalam-dalam. Ketika dia bangun, tubuhnya bahkan terhuyung-huyung. Dia memegang meja untuk menstabilkan dirinya, lalu berbalik dan pergi.

Di pintu kamar, sosok kecil perlahan menghilang setelah gu juexi pergi.

Xixi mengerutkan bibirnya dan berlari menuju tempat tidur. Namun, dia jatuh ke tanah karena dia berlari. Ye Yuwei mendengar suara itu dan dengan cepat duduk. Dia melihat Xixi terbaring di tanah, dia dengan cepat berlari dan mengangkatnya.

“Bukankah ibu mengatakan bahwa kamu tidak bisa lari? Apa yang kamu lakukan, Bu?” Ye Yuwei membawa xixi ke tempat tidur dan mengangkat baju tidurnya. Lututnya merah.

“Bu, Akankah Xixi Mati?” Xixi mengerutkan bibirnya, matanya berair.

Ye Yuwei sedang membantu putrinya memeriksa lukanya ketika dia mendengar kata-kata Xixi. Tangannya yang memegang gaunnya berhenti sejenak. Bahkan air matanya meledak dalam sekejap, tetapi dengan cepat ditekan oleh Xixi.

“Tidak, bagaimana xixi bisa mati?” Ye Yuwei mengusap lutut merah putrinya. Dia menatap wajah putrinya yang keriput dan mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah kecilnya, “Ayah, Ibu, dan Kakak Sangat Mencintai Xixi, mengapa mereka membiarkan Xixi Mati?”

Xixi memeluk kamu Yuwei dengan tangan kecilnya dan membenamkan kepalanya di lengan kamu Yuwei. “Bu, Xixi akan mendengarkan Nenek Yao dan dengan patuh membiarkan Nenek Yao memberinya suntikan. Apakah Xixi tidak akan mati?”

Ye Yuwei memeluk putrinya dan mendengarkan suara kecilnya. Meskipun dia masih muda, dia sudah tahu apa itu kematian.

Ye Yuwei menarik napas dalam-dalam dan memegangi wajah kecil putrinya sambil mencium keningnya. “Xixi tidak akan mati. Saya berjanji.”

Xixi mengangguk dan memeluk tubuh ibunya dengan erat, tidak mau melepaskannya.