Bab 825: Mengapa kamu bertarung?
Penerjemah: imperfectluck Editor: Kurisu

Semua samurai berperang melawan iblis jahat. Namun, setiap samurai terakhir telah terbunuh.

Ini baru saja terjadi beberapa menit yang lalu.

Seiji tetap diam.

“Katakan padaku …” Kungo mengajukan pertanyaan setelah menatap Seiji sebentar. “Apakah ada dari mereka yang hidup?”

“Tidak,” jawab Seiji.

“Apakah ada di antara mereka yang mundur?”

“Tidak satu pun.”

“Apakah ada di antara mereka yang mau dibebaskan?”

“Tidak satu pun.”

Mereka semua bertempur dengan gagah berani dan rela mengorbankan diri.

“Sangat bagus.” Mulut Kungo sedikit melengkung ke atas dalam pujian dan kebanggaan.

Seiji merasa buruk tentang senyum Kungo. Tapi dari sudut pandang Seiji sendiri, sulit baginya untuk mengatakan apa pun.

Kungo ini jelas adalah “samurai pertama” yang dia sebut dalam ceritanya.

Lalu siapa “wanita” ini yang dia bicarakan?

Desa ini, penduduk desa, setan, kekuatan misterius di sini, “wanita”, dan Kungo … Mereka semua adalah sebuah misteri.

“Bolehkah aku menanyakan nama ‘wanita’ dalam ceritamu?” Seiji bertanya.

“Kamu tidak perlu tahu.” Kungo berhenti tersenyum.

“… Aku datang ke sini untuk menyelamatkan seseorang. Dia harusnya tidak sadar, dan aku percaya dia mungkin ada di dalam kuil ini … Apa kau tahu tentang dia? ”Seiji melanjutkan mengajukan pertanyaan lain.

Kungo tidak menjawab. Sebaliknya, dia perlahan menghunus pedangnya.

Ini adalah sinyal yang jelas bahwa dia tidak ingin terus berbicara.

Yang tersisa hanyalah pertarungan lain …

“Aku ingin mengajukan satu pertanyaan terakhir.” Seiji menatap langsung pada Kungo. “Kenapa kamu bertarung, Kungo-san?”

Para samurai sebelumnya telah berjuang demi melindungi kota mereka. Mereka mungkin tidak tahu bahwa bahkan jika mereka membunuh “iblis jahat”, kota mereka masih ditakdirkan untuk dihancurkan.

Namun, “samurai pertama” ini ternyata berbeda. Seiji merasa kemungkinan Kungo tahu yang sebenarnya.

Tidak, Kungo pasti tahu yang sebenarnya.

Tidak masalah jika mereka bertarung di sini atau tidak, tempat ini masih akan berakhir dihancurkan!

“Gunakan pedang di tanganmu untuk mempelajari jawaban atas pertanyaanmu, Harano-san.” Kungo masuk ke posisi bertarung.

Seiji hanya bisa menghela nafas secara mental karena dia juga mempersiapkan diri untuk pertempuran.

Salju yang sebelumnya berhenti sebentar sekarang mulai turun lagi.

Kepingan salju perlahan-lahan jatuh ke tanah di antara kedua prajurit itu, menyatu dengan semua kepingan salju lainnya.

Sosok Kungo tiba-tiba menghilang!

Seiji berhasil memblokir tusukan tiba-tiba Kungo. Dia kemudian harus memblokir serangkaian serangan berkelanjutan!

Suara pedang saling beradu terus menggema di udara. Mereka terdengar hampir melodi.

Seperti yang diharapkan, Kungo ini jauh lebih kuat dari semua samurai sebelumnya … Seiji terus-menerus mundur di bawah serangan kuat Kungo, nyaris tidak berhasil memblok sementara menahan ketidaknyamanannya dan keinginan untuk batuk.

Tapi kemudian, dia tidak sengaja tergelincir di salju, menyebabkannya menjadi sedikit tidak seimbang. Kungo menggunakan pedangnya untuk membidik leher Seiji, tiba-tiba menikam dengan sangat cepat!

Namun, Seiji sengaja pura-pura kelemahan.

[Teknik penguatan tubuh, elemen angin]!

Teknik pedang, [Shadow Pierce]!

Tepat ketika pedang Kungo mencapainya, Seiji mengaktifkan mantranya sesuai rencana, dan menghindari serangan itu. Dia juga membalas dengan teknik yang kuat sendiri!

Tepat ketika pedangnya hendak mengiris tubuh Kungo, lampu merah terang tiba-tiba melintas dan memblokir serangan Seiji!

Tidak hanya itu, cahaya merah terang menyelimuti pedang Seiji seolah-olah itu adalah cairan, yang memperlambat gerakan Seiji.

“Ini buruk …” Seiji langsung memiliki firasat buruk.

*Memukul!!!*

Tiba-tiba Kungo menendang sambil digosok oleh lampu merah terang. Kekuatan tendangan ini begitu kuat sehingga Seiji dikirim terbang mundur, dan penghalang pertahanannya langsung hancur!

Seiji menyesuaikan posisinya di udara sehingga dia bisa mendaratkan kaki pertama di tanah. Namun, dia tidak lagi dapat menahan keinginan untuk batuk ketika dia mulai batuk darah.

“Sialan …” debuff permanen padanya sangat tidak nyaman untuk ditanggung.

Namun, ini adalah harga yang harus dia bayar untuk mengganggu dan menghancurkan dunia orang lain.

Seiji memandangi Kungo. Kungo hanya berdiri diam dan diam-diam menatapnya.

“Kenapa kamu tidak terus menyerangku?” Tanya Seiji.

“Aku akan lain kali,” jawab Kungo.

Ini hanya menahan satu kali.

“Tidak ada lagi trik kecil. Tunjukkan keahlianmu yang sebenarnya! ‘ Samurai yang sangat tampan memiliki ekspresi seperti itu.

Seiji mengerti.

Awalnya, dia masih menahan diri karena dia berpikir bahwa dia mungkin harus bertarung melawan “wanita” yang mungkin menjadi bos terakhir. Tapi sekarang, sepertinya dia bahkan tidak akan bisa mengalahkan “samurai pertama” ini kecuali dia memberikan segalanya.

Seiji menggunakan Mana-nya untuk mengucapkan mantra …

[Demon Suppression Bell]!

Lonceng emas raksasa muncul dengan dentang keras. Bel ini menutupi samurai dan menguapkan semua salju di area terdekat!

Detik berikutnya, lampu merah terang pecah dari bel. Kungo keluar setelah itu, sama sekali tidak terluka.

Dia mengayunkan pedang panjangnya, mengumpulkan lampu merah seolah itu adalah air. Semua lampu merah fokus pada arah yang diarahkan oleh pedangnya!

Pedang Ilahi, “Gelombang Slash”!

Seiji melakukan yang terbaik untuk menghindari serangan itu. Namun, serangan ini memiliki efek area yang sangat luas, jadi dia terpaksa menyerap sebagian serangan dengan penghalang.

Seiji kemudian tiba-tiba menyadari bahwa Kungo telah menghilang.

Dia merasakan bahaya yang sangat besar datang dari belakang.

Mantra pertahanan, [Turtle Armor]! Seiji menyadari bahwa dia tidak akan bisa menghindari serangan, jadi dia hanya bisa mempertahankan yang terbaik yang dia bisa.

*Ledakan!!!*

Serangan yang bahkan lebih kuat dari sebelumnya datang untuknya. Cahaya merah terang datang dari bawah, dan mengirim Seiji terbang tinggi ke udara seolah-olah dia adalah bunga kecil yang babak belur oleh gelombang deras. Penghalang pertahanannya hampir sepenuhnya roboh!

Kungo menginjak cahaya merahnya yang mengalir, dan dengan anggun melayang melewati Seiji, lebih tinggi ke langit, seolah sedang berselancar. Kungo kemudian mengangkat pedangnya, dan mengumpulkan lebih banyak cahaya yang berputar-putar, mempersiapkan serangan yang bahkan lebih kuat …

Pedang Ilahi, “Guntur Slash”!

Kungo menebas, memanggil petir merah yang turun dari langit. Petir ini nampak seperti elang merah yang melayang yang akan menghancurkan mangsa kecil sebelumnya !!!

Serangan ini tidak mungkin diblokir! Seiji langsung sampai pada kesimpulan seperti itu.

Itu juga tidak mungkin untuk dihindari.

Dia hanya bisa mengaktifkan beberapa kemampuan penggunaan terbatas per hari yang dia simpan sampai sekarang …

* BOOM! * Petir merah langsung mengenai Seiji!

Untungnya, Seiji mengaktifkan kemampuan tertentu, yang berhasil memblokir sebagian besar kekuatan petir pada waktunya. Dia hanya bisa mengertakkan gigi dan menanggung sisa kekuatan petir itu sendiri.

Detik berikutnya, Kungo memperhatikan bahwa lawannya ternyata masih hidup meskipun dalam kondisi buruk. Jadi, dia dengan cepat menyerang Seiji dari udara, mengumpulkan lebih banyak pedang untuk serangan lagi !!

‘Baik!’ Kilatan kuat muncul di mata Seiji.

Kemampuan tertentu yang dia aktifkan akan bertahan kurang dari satu menit.

Itu sebabnya dia lebih dari senang melihat Kungo secara sukarela semakin dekat!

Seiji menggabungkan kemampuan tertentu itu dengan beberapa kemampuan penggunaan-per-hari yang lebih terbatas yang belum dia gunakan. Seiji menggunakan beberapa kemampuan pertama yang dia dapatkan …

[Bullet Time], aktifkan!

[Cahaya Yang Menghilangkan Kegelapan dari Ambang Keputusasaan], aktifkan !!

Setelah menggunakan kemampuan pemulihan pamungkas ini dari kartu hadiah karakter Hoshi, Seiji kemudian akan menunjukkan kepada Kungo kemampuan yang ia gunakan untuk menghilangkan petir— [Kinerja Utama] dari kartu hadiah karakter Chiaki, yang dapat menggunakan kemampuan apa pun yang dapat ia pikirkan dari imajinasinya. – “Imagine Breaker”, tangan kanan yang bisa menghilangkan sihir apa pun di dunia ini!

Seiji juga mengkombinasikan “Imagine Breaker” dengan teknik pukulan cepat [Pemukul Petirnya] !!!

Kungo tiba-tiba melihat banyak cahaya kuat dengan kejam menuangkan padanya sebelum dia bisa menembus lawannya.

Lampu-lampu ini sebenarnya adalah kepalan tangan super cepat, terlalu cepat untuk dilihat mata!

* Bam, bam, bam, bam, bam, bam! *

Suksesi tabrakan cepat bisa didengar. Kungo merasa heran bahwa kekuatan pribadinya benar-benar diterobos oleh cahaya ini! Semua tinju cahaya ini mengenai tubuh fisiknya secara langsung dan menyebabkannya rusak!

“OHHHHHHHHHHH !!!” Teriak Seiji keras saat dia dengan keras meninju secepat yang dia bisa. Dia mengabaikan pedang Kungo sepenuhnya, dan meninju sampai gerakan Kungo menjadi terdistorsi! Tubuh Kungo juga menjadi terdistorsi! Akhirnya, Seiji berhenti meninju, dan menggunakan longswordnya lagi untuk menusuk setan !!!

Pedang itu menembus menembus dada Kungo dan seluruh tubuhnya, mengeluarkan banyak darah.

Kungo dikirim terbang ke tanah. Seiji turun mengejarnya.

Sementara Seiji mendarat dengan mantap di tanah, Kungo melesat di udara dan menabrak atap kuil, memecahkan atap dan jatuh ke kuil.

Di dalam kuil, Kungo mencoba memaksa dirinya untuk berdiri, tetapi dia tidak dapat melakukannya. Dia meludahkan sejumlah besar darah, dan berlutut di tanah.

Dia tidak pernah menyangka bahwa dia akan kehilangan begitu saja …

Cahaya di matanya berangsur-angsur memudar saat dia melihat pedang yang menembus dadanya.

Berbagai ingatan melintas di benaknya. Pada akhirnya, yang bisa dipikirkannya hanyalah bagaimana seorang wanita cantik berpakaian luar biasa tersenyum ke arahnya.

“Maaf, Tuan …” Sambil berlutut, Kungo membungkuk untuk meminta maaf. “Terima kasih … untuk semuanya sejauh ini … hambamu yang tidak berguna … akan … mengucapkan selamat tinggal sekarang …”