Embers Ad Infinitum - Chapter 938

Bab 938: Teman LamaPenerjemah:  CKtalon 

“Suka rapat …” Ekspresi Shang Jianyao sedikit berubah seolah-olah dia telah mengingat beberapa kenangan yang tidak menyenangkan.

Du Heng melihat kakinya lagi.

Di ruangan itu, Shang Jianyao — yang mencari hal baru — sedang bermain game dengan Xiaochong.

Pintu yang bersangkutan gelap gulita seolah-olah malam yang panjang telah tiba.

Du Heng menunjuk lagi dan berkata, “Penengah Takdir. Bos Besar Anda, administrator Institut Kedelapan, Zhao Danlin.

!!

“Dia memiliki tiga gelar di dua negara dan mahir dalam banyak bahasa. Dia mendominasi dan cerdas, dan dia mampu dan efisien. Dia mengatur Institut Kedelapan dengan tertib, memungkinkan saya menjadi manajer lepas tangan dan fokus pada penelitian ilmiah.

“Dia awalnya adalah orang yang sangat mencintai buku dan film. Dia memiliki pembawaan dan substansi, tetapi setelah dia menjadi Kalendaria, dia secara bertahap menjadi seperti sekarang ini. Itu benar-benar tidak terduga.

“Harga yang dia bayar adalah mengantuk. Dia tidur hampir sepanjang waktu dan tidak terjaga selama lebih dari sebulan dalam setahun.”

…..

Meskipun Ashlands pada dasarnya hanya berbicara dua bahasa — bahasa Ashlandic dan bahasa Sungai Merah — mereka juga memiliki semua jenis dialek dan varian, sehingga seseorang menjadi multibahasa.

“Jadi Bos Besar tidur sepanjang waktu. Tidak heran dia mengabaikan orang-orang percayanya dan tidak peduli dengan perusahaan.” Shang Jianyao menyadari.

Dia mendengarkan dengan senang hati.

Du Heng membalikkan tubuhnya sedikit dan melihat ke sisi lain.

Di ruangan yang sesuai, Shang Jianyao yang jujur ​​bertanya kepada pemuda autis, Du Shaochong, apakah dia naksir gadis mana pun. Adegan itu sangat canggung.

Pintu di sana terdistorsi, membiarkan sinar matahari masuk.

“Matahari Ganda. Pengawas Keamanan, Brian Stanley,” kata Du Heng mengingat-ingat. “Dia tidak tahu banyak tentang budaya Ashlandic, tapi dia sangat tertarik. Dia ditipu oleh Lin Sui dan Dufftiel dan diajari senam radio dan latihan mata. Dia tidak marah ketika dia mengetahui kebenarannya nanti. Sebaliknya, dia sangat menyukainya dan akan melakukannya kapan pun dia punya waktu.

“Kekurangannya adalah kelupaannya, yang bisa dimanfaatkan. Jika ada sesuatu yang mengganggunya nanti, dia mungkin akan lupa untuk apa dia di sini. Ya, premisnya adalah bahwa Arbiter of Fate dan yang lainnya tidak memiliki kesempatan untuk mengingatkannya.”

Sebagai Master Zhuang, Du Heng telah menguasai Dunia Baru selama bertahun-tahun. Dia bisa membolak-balik log operasi Kalendarium lain dan membaca pikiran orang lain, perlahan-lahan memahami harga semua Kalendarium.

“Orang yang cukup menarik,” komentar Shang Jianyao.

Du Heng mengangguk. “Dia juga orang yang sangat menghargai kebebasannya.”

Dia melihat ke tempat lain. Dia ingin mengambil kesempatan ini untuk ‘memperkenalkan’ Kalendaria musuh kepada Shang Jianyao sehingga dia dapat sepenuhnya memahami orang macam apa pihak lain itu dan berapa harga yang telah mereka bayar. Ini agar mereka bisa melakukan serangan yang ditargetkan nanti.

Pintu ke ruangan yang bersangkutan sudah setengah terbuka, dan di belakangnya gelap. Ada sosok wanita samar.

Du Heng tersenyum dan berkata, “Biarawati Eidolon. Dari keuangan, Yu Huatong. Saat itu, dia adalah seorang gadis dengan kepribadian yang sangat cantik, dan dia sangat waspada dalam hal pekerjaannya. Dia melihat semua orang yang datang untuk membiayai seolah-olah mereka akan mengajukan penggantian palsu.

“Masalahnya adalah dia terlalu sensitif secara emosional. Sangat mudah baginya untuk depresi, sedih, marah, dan kesal.”

“Dia banyak membantu kami,” kata Shang Jianyao jujur.

Du Heng berbalik dan menunjuk ke ruangan lain. “Skala Emas. Richard, salah satu peneliti utama proyek ini. Dia juga memiliki beberapa prestasi dalam genetika.

“Dia tipe pria dengan IQ tinggi dan EQ rendah. Dia belum punya pacar meskipun usianya. Saya pernah curiga bahwa dia naksir Dufftiel, tetapi itu tidak pernah dikonfirmasi.

“Harganya adalah OCD simetri. Jika Anda ingin menggunakannya untuk melawannya, Anda harus berhati-hati. Ini adalah pedang bermata dua. Jika Anda tidak hati-hati, itu akan membuatnya benar-benar kehilangan akal sehatnya dan menyerang dengan gila-gilaan.”

Shang Jianyao melihat ke pintu yang telah berubah menjadi emas dan simetris dan bertanya dengan bingung, “Mengapa karakteristik yang ditampilkan di pintu sangat mirip dengan gelar mereka?”

“Inti dari tempat ini adalah ruang kesadaran berdimensi tinggi. Setelah menyebut diri mereka seperti itu dan dinyanyikan oleh orang percaya mereka untuk waktu yang lama, mereka secara tidak sadar menerimanya, jadi mereka secara alami memanifestasikannya, ”jelas Du Heng dengan santai.

Dia kemudian menunjuk ke sebuah ruangan dan berkata, “Mandara. Silvi. Dia adalah asisten peneliti pada proyek tersebut; dia terutama melakukan tugas-tugas. Dia adalah orang yang sangat termotivasi dan sangat pekerja keras. Dia berharap untuk mendapatkan pengakuan kami dan menjadi peneliti resmi sesegera mungkin.

“Harganya adalah keinginan ekstrem untuk sanjungan dan kekaguman. Untuk ini, dia bersedia melindungi itu. Lakukan dengan baik nanti.”

“Oh, oh.” Shang Jianyao memiliki pandangan yang mengatakan: “Saya sedang berpikir.”

Du Heng mengubah arah. “Kebenaran—eh, siapa namanya lagi? Dia baru saja memasuki institut penelitian saat itu, dan bukan aku yang merekrutnya. Saya tidak pernah tahu nama belakangnya atau nama depannya, dan kemudian, dia menggunakan gelar itu sebagai alias. Tidak perlu tahu.

“Saya ingat bahwa latar belakang keluarganya tampaknya cukup baik. Dia cukup arogan dan cukup playboy.

“Harganya adalah kurangnya disiplin diri. Dia pasti akan menjawab atau membantah pertanyaan apa pun yang Anda ajukan.”

Pada bagian pengantar ini, dia menutup matanya dan bergumam pada dirinya sendiri, “Saat itu, kami bergaul dengan sangat baik. Kami serius di tempat kerja, hidup secara pribadi, dan sangat bersatu. Kami bekerja keras untuk tujuan yang sama…”

Shang Jianyao melihat kilatan di mata Du Heng ketika dia membukanya.

…

Di gedung berbentuk pusaran.

Jiang Baimian menghabiskan ‘sedikit’ waktu sebelum akhirnya kembali ke area penelitian inti. Pada saat ini, lampu yang berkedip-kedip memberinya perasaan bahwa mesin-mesin di sini akan meledak.

Dia berjalan selangkah demi selangkah ke kapsul percobaan; dia tidak mau repot-repot memeriksa mayat Subhuti.

Dia meletakkan peti berisi hulu ledak nuklir dan membuka penutup transparan kapsul lain. Dia kemudian menempatkan tubuh Shang Jianyao dan menutup pintu.

Kemudian, dia melihat tombol-tombol di dasbor.

Ada banyak mode, dan salah satunya diberi label sebagai ‘Zona Terlarang Dewa.’

Guru Du Heng memang mantan pemuda game dan siswa sekolah menengah yang pemberontak. Dia memiliki karakter seperti itu dalam hal penamaan …  Jiang Baimian mengutuk saat dia memeriksa mesin.

Dia percaya bahwa ini kemungkinan besar dinamai oleh Du Heng.

Para peneliti yang berpartisipasi dalam proyek terkait mungkin percaya bahwa manusia akan mendapatkan kekuatan dewa setelah otak manusia dikembangkan hingga batasnya. Hasil dari berbagai tahap percobaan memperdalam kepercayaan mereka dalam aspek ini.

Jiang Baimian menatap ‘mainframe’ perak-hitam besar dan lemari di sekitarnya yang berisi biochip, lalu menatap Shang Jianyao di dalam kapsul percobaan. Tangan kanannya melayang di atas tombol seolah-olah telah membeku di sana.

Setelah beberapa detik, dia bergumam,  Menghancurkan Dunia Baru tidak berarti Anda harus meledakkan mesinnya. Tidak bisakah kamu mencabut kabelnya saja? Tanpa perlindungan Dunia Baru, biochip akan berhenti berfungsi. Mereka yang tidak memiliki tubuh pasti akan, eh, mati di tempat. Kesadaran mereka akan menghilang, dan mereka yang memiliki tubuh dapat mengambil kesempatan untuk kembali ke Ashlands…

Jiang Baimian merasa bahwa dia harus mencobanya. Dia hati-hati meninggalkan laboratorium dan datang ke kabel terdekat.

Dia mengamati kabel dan memutuskan bahwa ini bukan kabel yang paling penting. Mereka sempurna untuk eksperimen untuk mencegah Kalendarium meluncurkan serangan balik yang intens.

Setelah beberapa pemikiran, dia menarik kembali dan dengan tegas mengangkat tangan kanannya untuk menembakkan granat ke kabel.

Ledakan!

Dengan ledakan, kabel itu tampaknya memiliki penghalang tak terlihat yang menghalangi semua pecahan peluru dan gelombang kejut. Adegan ini mengingatkannya pada saat dia membunuh Oracle murloc, tetapi penghalang tak terlihat itu tidak bergerak sama sekali.

Dia mengandalkan exoskeleton militer untuk menghindari gempa susulan tepat waktu.

Setelah bangun lagi, dia berpikir sejenak dan membuka telapak tangannya.

Sebuah laser merah ditembakkan dan mendarat di penghalang tak terlihat, menghasilkan suara mendesis, tapi tidak bisa maju sama sekali.

Setelah mencoba senjata elektromagnetik tetapi tidak berhasil, dia beralih ke mainframe.

Dia ingin melihat apakah tombol di sana bisa disentuh.

Seperti yang dia duga, dia menemukan penghalang tak terlihat sebelum dia bisa mendekati mainframe.

Huh, sepertinya satu-satunya hal yang bisa kusentuh adalah kapsul percobaan… Mungkin Guru Du Heng menghabiskan banyak tenaga untuk ‘berjuang’ untuk itu.  Ekspresi Jiang Baimian di balik visor berubah suram.

Dia kembali ke kapsul percobaan tempat dia berbaring.

Melihat Shang Jianyao yang bermimpi, Jiang Baimian tidak bisa mengambil keputusan. Namun, dia juga tahu bahwa itu hanya akan merusak segalanya jika dia menunda lebih lama lagi.

Jiang Baimian menutup matanya dan hanya membukanya setelah lebih dari sepuluh detik. Dia menghela nafas panjang dan mengulurkan tangan kanannya, dengan tegas menekan tombol ‘Zona Terlarang Dewa’.

Tambalan dan jarum yang tak terhitung jumlahnya menjulur dari berbagai bagian kabin laboratorium dan mengelilingi kepala Shang Jianyao. Instrumen lain memantau keadaan tubuhnya.

Jiang Baimian tahu bahwa ini sudah menjadi mesin terbaru. Ketika Institut Kedelapan pertama kali didirikan, mereka harus mengandalkan pengeboran ke kepala untuk melakukan eksperimen lebih lanjut.

…

Pangu Biologi, bangunan bawah tanah.

Lift dengan cepat turun dan terus berhenti. Dari waktu ke waktu, orang akan masuk dan keluar.

Akhirnya, hanya Long Yuehong dan Bai Chen yang tersisa. Mereka akan mencapai lantai enam tempat tujuan mereka.

Keduanya terdiam sampai pintu lift terbuka.

Long Yuehong berjalan keluar dan mau tidak mau melirik Bai Chen. “Apakah kamu takut?”

“Tidak.” Bai Chen menggelengkan kepalanya. “Saya pernah berada dalam situasi yang lebih putus asa dari ini.”

Long Yuehong mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Sebuah pemikiran muncul di benaknya:  Saya berharap anak-anak kita tidak akan mengalami hal serupa di masa depan dan dapat menjalani kehidupan yang bahagia dan stabil.

Dengan pemikiran ini, Long Yuehong dan Bai Chen meninggalkan tangga dan berjalan ke stasiun radio.